Diperbarui 19 November 2012 oleh Dani Iswara
Bukan hanya untuk penyandang disabilitas tertentu. Aksesibilitas ruang publik dan sarana umum adalah hak asasi manusia. Jika dikembalikan ke topik Web, apakah 'World Wide Web' (WWW) itu ruang publik? Apakah Internet itu sarana umum?
Apakah situs Web itu berhak diakses secara ubiquitous–oleh siapa saja, dengan peranti apa saja, dengan koneksi Internet apa saja, kapan saja? Atau mesti dipasangi rambu: Maaf, buta dilarang masuk! Silakan baca juga hal frontal lainnya yang pernah tercatat di Dani Iswara .com.
Saya bukan desainer atau pengembang Web. Beberapa kuotasi berikut saya kutip dari wawancara dengan Mas Boy Avianto yang memang konsultan 'information architecture', tentang aksesibilitas:
…itu dasar pemikiran. Desain itu solusi, aksesibilitas terintegrasi di dalamnya…itu bagian dari desain, tidak bisa lepas.
…tidak ada 'aksesibilitas' yang sempurna. Masalah akan selalu ada, tapi paling tidak harus diminimalisasi dengan desain.
Aksesibilitas itu hak semua orang, apakah tanpa hukum hak tersebut diabaikan?
…
Kerangka berpikirnya adalah dari hak, bukan dari hukum. Pendekatannya adalah dari manusia, bukan hukum tertulis.
…
Kalau berpikir aksesibilitas itu adalah masalah hukum, mungkin harus berpikir ulang mengenai filosofi dasar 'desain'.
Lengkapnya ada di Tanya Aksesibilitas Web ke Avianto via Twitter (Dani Iswara .Net).
23 tanggapan untuk “Aksesibilitas itu untuk Semua”
Oh ya, apakah blog dengan bahasa “campuran” juga mengganggu aksesibilitas?
saya ingin sekali blog saya ingin seperti itu Mas, bisa diakses dari segala kalangan, piranti apa saja dan dimana saja. Tapi ya itu tadi… ilmu saya belum kesampaian kesana. So, saya juga tidak berhenti belajar tentang aksesibilitas, salah satunya di blog bli Dani ini. thanks.
Cahya,
blog dengan bahasa campuran mengganggu aksesibilitas? Tergantung kemampuan 'screen reader' menyesuaikan setelan dialek. Mestinya konten memakai elemen
lang
('language') di tiap istilah dan frasa asing.Rudy Azhar,
jangan percayai yang saya tulis. Telusuri sumber lain yang lebih valid saja. :)
bli Dani,
Saya sih tidak percaya 100 persen, tapi untuk blog berbahasa Indonesia dan enak dipelajari ya di blog ini. Dan yang saya lihat adalah ke-konsistensi-an artikel……
Ya, setuju dengan Mas Boy! Aksesibilitas adalah desain!
btw, broken link, http://avianto.com/
:) hapus saja bli
Mas Ardian,
terima kasih ralatnya. Pranala avianto.com sudah saya perbaiki. :)
Katakanlah pengguna disabilitas terlindungi hukum hak pengguna. Namun bagaimana dengan pengembang peranti (peramban) yang tidak menerapkan standar, seperti halnya IE6?
Jikalau pengguna menggunakan peranti-peranti tersebut, tentu saja bukan hanya pengguna yang akan terganggu, namun juga pihak desainer yang akan dirugikan, karena desainnya rusak semua di tampilan.
Setuju sekali. :)
rismaka,
sehingga, mari lupakan Internet Explorer 6. :)
Standardisasi untuk pengembang peramban Web dan ‘Web authoring tool’ ada tersendiri rekomendasinya dari W3C.
Kenapa peramban yang satu ini (IE6) dilupakan ya? :(
agung,
karena ia pun melupakan penggunanya!
Haha… kesalahan pengembang IE6 dulu adalah tidak menyediakan fitur “auto update”.
Jadi teringat sesaat setelah membeli notbook. ngenet menggunakan IE6 untuk mengunduh Firefox, setelah itu tidak lagi.. :P
Sayangnya untuk IE, tidak ada notifikasi versi termutakhirnya, agar pengguna bisa memutakhirkan sendiri perambannya.
ardianzzz, ganda,
mari biarkan IE6 beristirahat dengan tenang perlahan… † RIP IE6
Dari Maz Ardianzzz, Maz Rismaka, sampai Bli Dani. Semuanya membahas Aksesibilitas. Memangnya Orang tuna netra bisa mengakses blog lewat screen reader ya Bli? Apa ada huruf braile-nya ya? (Bingung mode=ON)
Padly,
penyandang disabilitas penglihatan mengakses Web? Coba tanyakan beliau-beliau yang disebut di Pemberi Kritik Aksesibilitas Web (Dani Iswara .com). :)
Pernah mendengar dokumen yang disuarakan? Di Adobe Reader ada fitur ‘serupa screen reader/voice browser’. Menu View–Read Out Loud.
Ok…Tuna netra bisa mengakses via Menu View–Read Out Loud di adobe, terus bagaimana dengan penyandang tuna netra plus tuna rungu? Nah lho….
Padly,
dulu disebut tuna, cacat, lalu dikenalkan istilah difabel. Terakhir, dipakai frasa Penyandang Disabilitas (Dani Iswara .com).
Untuk ‘screen reader’, saya salin tempel dari komentar saya di Logisnya Konten via Emulator Screen Reader (Dani Iswara .com):
Penyandang disabilitas penglihatan dan pendengaran masih bisa mengakses Web via Braille e-Reader yang tengah dikembangkan. Misal Nokia punya Nokia Braille Reader untuk mengirim pesan singkat.
Disabilitas/hendaya lainnya silakan cek Cara Difabel Mengakses Web (Dani Iswara .Net). :)
Bli Dani,
Berakhirnya era kejayaan IE 6 ya? :D
[…] di atas mengintegrasikan aksesibilitas Web dengan hukum hak asasi mereka. Aksesibilitas untuk semua, bukan untuk membedakan pengguna atau peranti khusus (Dani Iswara .com). Rekomendasi Konsorsium WWW […]
[…] penyandang disabilitas. Saya banyak belajar dari Bli Dani Iswara tentang ini mulai dari Aksesibilitas itu untuk Semua, Aksesibitas Web Frontal & masih banyak lagi yang lain, silahkan anda telusuri saja Archive […]
[…] Accessibility for everyone (in bahasa Indonesia; Dani Iswara .com). Web is a public place. Do your site exclusive for some people only? Tags: accessibility, accessible, exclusive, site. Category: Web Accessibility. One useful response so far. Read it Dani Iswara, [myfirstnamelastname]@gmail.com. […]