Kategori
GNU/Linux Mobile Blogging

Nasib Distro Linux Buatan Indonesia

Diperbarui 5 April 2020 oleh Dani Iswara

Hasil pencarian via Distrowatch.com, distro buatan Indonesia yang sempat masuk daftar hanya ada 4: BlankOn, Merdeka Trustix Linux, WinBi, dan Zencafe GNU/Linux. Tiga distro terakhir dinyatakan diskontinyu. Buat yang masih bingung memilih distro Linux, beberapa distribusi di bawah ini ada yang masih berpeluang untuk jadi pilihan berikutnya.

BlankOn

Menempati ranking kepopuleran 236 dalam 6 bulan terakhir di Distrowatch.com. Linux BlankOn, sejak tahun 2005, dikembangkan oleh tim yang juga merupakan Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) secara bebas, terbuka, dan bersama-sama. Didukung oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI). Situsnya masih aktif saat tulisan ini tayang. Masuk di daftar Distrowatch sejak tahun 2008. Memakai model rilis tetap.

Menurut BlankOn Wiki, BlankOn berarti:

  • blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1), atau
  • topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno),
  • arti lainnya adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).

BlankOn punya filosofi agar pengguna distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di bidang teknologi informasi, martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.

Distro ini menurut saya yang paling menjanjikan pengguna komputer umum di Indonesia. BlankOn adalah distro Linux khas Indonesia. Khususnya menyasar dunia pendidikan, perkantoran, dan pemerintahan.

Distro ini pernah diberi nama rilis Bianglala, Konde, Lontara, Meuligoe, Nanggar, Ombilin, Pattimura, Rote, Suroboyo, Tambora, dan terakhir Uluwatu (versi 11.0). Uluwatu dirilis memakai desktop Manokwari.

Awalnya BlankOn berbasis Fedora. Kemudian setelah didukung komunitas Ubuntu Indonesia, rilis ke-2 hingga ke-8 berbasis Ubuntu. Pada versi ke-1 dan ke-2 BlankOn sempat menjadi proyek percontohan dengan dukungan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Sejak versi ke-9 (Suroboyo), BlankOn berbasis Debian dan memutuskan merilis versi desktop khasnya yaitu Manokwari. Mestinya siklus pengembangan berikutnya akan dirilis di tahun 2019. Pengembangan versi ke-12 di Github BlankOn sepertinya masih akan berlanjut. Kita tunggu saja.

Merdeka Trustix Linux

Berbasis Trustix Secure Linux (TSL). Kegunaannya lebih ke arah desktop yang aman dan peladen. Pernah tercantum di Distrowatch pada tahun 2001 hingga 2002. TSL sendiri yang berbasis Fedora akhirnya terhenti pengembangannya di tahun 2007. Merdeka Trustix Linux (MTL) disebut sebagai distro Linux pertama di Indonesia. Situs resminya mulai mati sekitar Maret 2003.

WinBi

Distro ini juga berbasis Trustix. Dibuat untuk peladen juga. Tamat di tahun 2002 dengan status rilis kandidat 3 (1.0r3). Window Berbahasa Indonesia ini hasil kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia dan kalangan universitas.

Zencafe GNU/Linux

Tercantum di Distrowatch di kurun waktu 2009-2014. Berbasis Slackware dan Zenwalk. Berorientasi desktop. Terintegrasi dengan aplikasi warnet. Punya versi “Lite” yang masih cocok diinstal di komputer lawas. Dulu cukup populer di kalangan warnet Linux.

Selain 4 distro di atas, masih ada distro atau remaster Linux lainnya yang sempat muncul di Indonesia.

IGOS Nusantara

Dibangun saat gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS) tengah hangat-hangatnya. Rilis pertama tahun 2006. Terakhir dirilis IGOS Nusantara (IGN) versi 12.12 tahun 2016. Rencananya akan dirilis yang terbaru di tahun 2019 lalu. Proyek ini merupakan kolaborasi antara pengembang Linux dan Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPI LIPI). Melibatkan komitmen lima kementerian (Kemenkominfo, Kemenristek, Kemenpan-RB, Kemenkumham, dan Kemendikbud). Tujuannya untuk meningkatkan pemakaian peranti lunak sumber terbuka (open source) di Indonesia. Terutama di lingkungan pemerintahan. Selanjutnya diharapkan diikuti oleh penggunaan perangkat yang legal di masyarakat.

Dihitung dari tahun 2001-an, bagaimana situasinya saat ini setelah 19 tahun?

Ada banyak lagi distro buatan Indonesia lainnya. Lihat di: Daftar Distronya Mas Prayudi.

10 tanggapan untuk “Nasib Distro Linux Buatan Indonesia”

BlankOn terakhir di pertemuan online mereka katanya masih dalam tahap pengembangan untuk edisi selanjutnya. Jadi bisa dibilang prosesnya masih jalan, tapi belum terlihat wujudnya.

Kalau racikan (remaster) lokal saya lihat beberapa masih aktif dan sering beri kabar di grup Facebook pengguna Linux lokal. Jadi masih ada yang bernapas?

Kalo DracOS gimana ya?
terakhir update 2019 dengan codename “Santet”, kyknya udah mau 2 tahun ga ada kabarnya lagi

‘Indonesia Go Open Source’

gaperlu sampe dibikin OSnya, sekarang aja udah open source kok wkwk

Mang,
mulai dari warnet Linux yang makin tenggelam sejak beberapa tahun lalu, majalah Linux gulung tikar, gema Linux di kampus makin tak terdengar, update repo tersendat, dan saya yang ngga lagi punya/make linux di rumah (selain Android)…mungkin memang tanda-tandanya :D

Terakhir cek blankon OS alpha 1 2021 sekarang 2023 Ndak taulah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.