Kategori
Web Standards

Validome dan Validator XHTML W3C

Diperbarui 12 November 2017 oleh Dani Iswara

Validator XHTML Validome dan validator XHTML versi W3C ternyata memiliki beberapa perbedaan hasil.

Jika kembali ke pertanyaan klasik, pentingkah melakukan validasi markah XHTML? Jawaban singkat saya: penting, jika dianggap membantu penulisan markah yang baik. Tidak penting, jika anda yakin sudah menuliskannya dengan benar!

Peramban Web, tipe dokumen, dan versi validator

Peramban Web yang dianjurkan dipakai adalah sekelas Mozilla Firefox 3+, Opera 10+, dan Google Chrome 5+ atau Safari versi yang setara. Tipe dokumen Web dalam uji coba ini dideklarasikan dengan

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Strict//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-strict.dtd">

Tapi tanpa deklarasi XML seperti ini: <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> di baris paling atasnya. Sehingga dokumen diberi ekstensi .html. Tipe dokumen XHTML 1.0 Strict ini termasuk dalam keluarga strict, tapi tidak seketat XML murni. Dan berbeda dengan tipe dokumen transitional.

Sesuai standar Web, konten disajikan dengan XHTML, tampilan diatur dengan CSS, dan jika perlu beberapa aksi atau fungsi bisa didukung dengan 'javascript'. Pemakaian CSS & 'javascript' inline tidak direkomendasikan di tipe 'strict' ini, untuk menjaga kebersihan penulisan markah XHTML.

Karena fokus pada validasi XHTML, maka unsur tampilan, aksesibilitas, dan kebergunaan akan diabaikan.

Versi Validome saat ini v2.6.12 tertanggal 19.8.2008 (19 Agustus 2008). Sedangkan Validator W3C masih rutin diperbarui. Versi terakhirnya v1.0 tertanggal 2010-06-14 (14 Juni 2010).

Uji coba

Silakan lihat halaman uji coba ini (Dani Iswara .com). Ada pranala validasi di bawahnya. Sekadar perbandingan, coba juga versi:

Variabel yang dicoba:

  1. Elemen transitional.
  2. Atribut lebar kolom textarea.
  3. Pemakaian karakter/simbol/entitas.

Hasil validasi

Untuk berkas uji coba .html, Validome melaporkan ada 4 pesan galat disertai 'remarks'. Validator W3C menemukan 3 galat dan '1 warning'. Lihat Tabel 1 di bawah.

Tabel 1. Perbandingan hasil validasi Validome dan Validator W3C
Variabel Validome Validator W3C
Elemen transitional. Terdeteksi. Bahkan mampu mendeteksi jika tidak ada deklarasi elemen meta yang terkait (CSS, 'javascript'). Ada yang lolos deteksi.
Atribut lebar kolom textarea. Hanya nilai integer yang diijinkan. Lolos deteksi.
Kesalahan penulisan karakter/simbol/entitas tertentu. Lolos deteksi. Muncul pesan kesalahan semacam 'reference not terminated by REFC delimiter'.

Mungkin masih ada perbedaan lain yang terjadi.

Simpulan dan saran

Jika perlu, gunakan keduanya. Baik juga jika digabungkan dengan Evaluasi Weblog Mandiri (Dani Iswara .com). Tidak ada peranti yang benar-benar sempurna. Hubungi tim mereka jika menemukan suatu kelemahan peranti. Sekali lagi, jika sudah yakin dengan cara penulisan markah XHTML anda, sebaiknya abaikan saja isi tulisan ini! :)

15 tanggapan untuk “Validome dan Validator XHTML W3C”

Saya masih menggunakan validator W3 sih. Masih ada sekitar 25 error. Males dan belum punya cukup waktu untuk memvalidasinya. Tapi tetap akan saya usahakan. Ada kepuasan tersendiri rasanya kalau sudah berhasil memvalidasi :)

Secara teknis saya kurang memahami validasi dokumen hehe…
Setelah browsing sana sini (tanya google ;p) akhirnya validator validome mau mengeluarkan warna hijau :)

terimakasih Mas Dani :)

Iskandaria,
jangan validasi karena kepuasannya. Tapi karena kemudahan pemeliharaan di kemudian hari. :)

Ardian,
hah Validome dicoba juga. :)

Saya koq jadi malu kalau baca dokumentasi validator ini ya :( Seolah-olah ingat dosa masa lalu :P
"Schneegans" sepertinya juga tidak mentolerir peniadaan deklarasi lang yang seharusnya menyertai xml:lang. Apakah memang produk validator dari sana se'strict' itu Rayimas ?

Pakde Harry,
saya sengaja tidak menyertakan yang 'lang' itu. Sepertinya ada alasannya kenapa validator W3C tidak mendeteksinya dengan ketat. Saya lupa alasannya.

— Mudah-mudahan momen saat ini tepat (ketika itu saya enggan, sungkan, segan dan malu memperbincangkannya dengan Rayimas). Waktu itu (ketika jaman dosa itu), jujur saja saya pernah seharian memelototi senarai validator dari dokumentasi aksesibilitas/keteraksesan web.

— Mungkin mengingatkan saja… "Projektmedien" yang ditengarai dengan 'HTML Validator' itu berada dalam senarai yang sama dengan (bahkan sekarang sudah di redirect ke) W3C Markup Validation Service yaitu senarai 'HTML base validation'. Sementara "Validome" dan "schneegans" itu berada pada senarai yang lain yaitu 'XML base Validation'. Jadi… Apakah memang sebenarnya W3 Consortium Validation service itu berbasis HTML saja ? Meskipun akhirnya mengakomodasi XHTML juga.

— JIka masih lupa, itu tugasmu untuk mengingat ? atau lupakan saja. Masih "tidak penting" juga khan ? Atau masih ingin menghubungkannya dengan "UniCorn".

— Jika Rayimas ijinkan, saya ingin menggaris-bawahi histori dokumen TR-nya saja. WCAG20 itu final satu tahun setelah proyek HTML5 dimulai. Jika Validome mulai tidak memutakhirkan perangkatnya (seperti pada tanggal yang Rayimas tulis) artinya Validome (mungkin sudah) 'ngambek' sehubungan dengan proyek HTML5 itu. (Gede rasa dikit boleh ya ? Artinya… Validome punya kekhawatiran yang sama tentang XML itu).

— Terakhir… Masih langganan webstandard-nya Russ Weakley khan ? satu yang menarik "What should be the new mission of W3C ?"

Pakde Harry,
jeli sekali! :)
a) Saya tidak memahami sejarahnya sedemikian detail. Tapi Validator W3C pernah menerapkan/merekomendasikan deklarasi XML untuk doctype strict. Kemudian sejak versi ke sekian, mulai melunak dan lebih realistis. Tidak lagi ada peringatan jika doctype strict bukan XML murni, bahkan untuk keluarga XHTML 1.1.

b) Tentang deklarasi ‘languange’, kapan-kapan saya telusuri lagi, Pakde. Dan jangan contoh (‘source code’) saya jika suatu ketika saya memodifikasinya. Karena masalah ‘language’ ini memang ‘debatable’. :)

c) Ya, ada sentimentil demikian soal XML yang kurang diakomodasi di HTML5. Mungkin termasuk XHTML2.0 yang dihentikan proyeknya.

d) Milis WebStandards? Masih, Pakde. Tulisan Vlad Alexander berjudul What should be the new mission of W3C? Pernah saya baca. Begitulah adanya dengan kekuasaan uang. :(

Mas Dani… [nostalgia mode on]
1). Jeli atau Geli ? lompat satu karakter nich. Eits.. awas ya kalau cuma bergeser satu karakter. hehehe… :P
2). Melanjutkan yang sentimentil tentang validator-validator tersebut. Mudah-mudahan mempertegas keengganan saya melepas spanduk validome itu. Sampai-sampai saya berdoa supaya HTML5 juga batal saja seperti proyek XHTML2, kalau faktanya memang sudah tidak bisa menggandeng tukang mebel kusen. Ini juga empati khan (meskipun sedikit ngawur) ? mudah-mudahan saja tidak ada yang mencontoh empati saya tersebut :)
3). Mas Dani juga tidak perlu khawatir tentang mencontoh. Kalaupun iya, saya janji untuk minta ijin dulu. Sementara ini biarlah saya belajar memeluk dan mempertahankan 'agama' yang valid XHTML strict saja.
4). Kekonyolan saya kali ini… siap-siap saja melepas 'plus SVG' dari doctype (jika memang sudah mati rasa menggunakan kusen). Sebab… siapa bisa menebak jika kelak, pemilik properti proprietary CSS mso ini justru hanya (sangat) berkenan dengan proyek SVG itu. Kemudian menjadikannya sebagai yang paling vokal disana. gimana ? :(
5). Kapan bisa kopdar untuk ngegombal yang tidak penting seperti ini ya mas ? :)

Pakde Harry,

1). Beneran jeli kok. Salut dah!

2). HTML5 batal? Mungkin tidak. Karena sudah ada konten yang memakai fiturnya. Hanya saja masih banyak masalah untuk penerapannya. Kompatibilitas dan aksesibilitas termasuk di dalamnya.

3). Takut saya, penulisan markah salah kok dicontoh. Padahal kan desain blog saya selalu beta. :(

4). Jika SVG nantinya didukung vendor/sponsor yang kuat, lalu makin 'usable' dan aksesibel. Siapapun penyokongnya, ya kenapa tidak? :)

5). Kalau mampir ke Jogja, bisa coba kontak Cahya. Beliau 'event organizer' yang baik. :D Atau kontak saya via pesan singkat ponsel ('whois' saja).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.