Kategori
Web Accessibility

Situs Konsultan Web Tidak Aksesibel

Diperbarui 26 Juni 2010 oleh Dani Iswara

Jika ada yang menemukan situs resmi para konsultan Web tidak atau belum aksesibel, mungkin beliau punya konsep tersendiri. Bisa saja situs yang mengusung topik aksesibilitas Web, setelah dikonfirmasi dengan pelbagai peranti daring atau dalam jaringan, ternyata banyak ditemukan peringatannya. Saat ditelusuri desain antarmukanya, ada beberapa ketidaknyamanan yang cukup mengganggu.

Sama saja dengan situs yang mengusung topik standar Web. Mungkin tidak valid (X)HTML dan CSS seluruhnya. Kalaupun valid, tidak harus mencantumkan logo W3C itu. Karena sebagian mereka menganggap, pun jika valid, memang sudah standar kerjanya seperti itu. Demi profesionalitas karya, katanya.

Saat menemukan situs konsultan Web yang terasa kurang pas di hati, coba sampaikan keluhan tersebut via alamat kontak atau kolom komentarnya. Beliau-beliau biasanya merespon dengan baik. Bahkan mengikuti saran pengguna. Kadang kita jadi tahu alasan di balik konsep desainnya. Dalam hal ini, sepertinya tidak perlu minta izin untuk meninjau blog lain (Dani Iswara .com).

Beliau juga manusia. Tidak luput dari kesalahan. Tapi bukan berarti konten yang disajikannya menjadi tidak valid. Nasihat dokter perokok agar pasiennya tidak merokok tetap harus diperhatikan, kan? :)

Turuti nasihatnya, bukan apa yang dilakukannya.

12 tanggapan untuk “Situs Konsultan Web Tidak Aksesibel”

Untung saja blog saya bukan konsultan Web, hanya blog pribadi yang menawarkan diri untuk melakukan tinjauan.
Mengenai logo, ada blog saya yang memasangnya sebagai bentuk penghargaan kepada W3C. Kalau logo sendiri nggak berani, ntar kualat :D

PF,
tertahan moderasi? Selain peringatan saya di atas kolom isian komentar, mungkin surel Pak Aldy sedang tertangkap akismet di blog lain. Atau jeda waktu komentar antarblog dianggap terlalu cepat. :P

Kalau blog yang sering membahas aksesiblitas dan usabilty kayaknya wajib valid dan minim peringatan deh :)

OOT sedikit, warna teks keseluruhan di blog ini masih buram kalau saya akses via ubuntu. Mungkin DejaVu Sans tidak perlu ditambahkan menurut saya. Cukup sans-serif saja di ujung font stack, kayak blog saya. Atau solusinya, mungkin tanda petik yang mengapit font Dejavu Sans bisa dihilangkan saja.

iskandaria,
blog bertopik aksesibilitas dan ‘usability’ mesti valid dan minim galat? Tidak juga. Ada yang memilih tampil aman di peramban berstandar Web sudah cukup. Tidak harus mengikuti semua panduan dan standar valid itu. :)

Tentang stok huruf itu, saya coba hilangkan kembali Dejavu Sans. Kalau tanda petik itu sih sudah standar CSS.

Wah, langsung dihapus ternyata Dejavu Sans-nya :) Langsung kelihatan efeknya bli. Tampilan warna teks/font di kolom posting dan kolom komentar jadi tajam kembali. Tidak ruram lagi. Entahlah kalau diakses lewat Linux yang lain (?)

OOT lagi soal font. Mungkinkah settingan jenis font pada peramban firefox ikut mempengaruhi tampilan font konten? Saya baru ingat, ternyata saya mengubah setelan font untuk konten web di peramban firefox saya dengan default sans-serif :)

Saya edit lewat menu ‘Edit’ , lalu ‘Preferences’, ‘content’, dan ‘Default-font’.

iskandaria,
menurut saya, belum di luar topik. Walau bukan konsultan Web, tapi kritik dan saran bisa disampaikan di kolom komentar ini. Dan kebetulan topik ini memang menyarankan itu. Kecuali topik sedang tidak membahas itu.

Mengenai setelan huruf di sisi peramban Web, bisa saja memengaruhi. Tapi jika setelan ‘page style’ diserahkan sesuai setelan pengelola Web, ya tampailan Web akan sesuai dengan CSS. Jika dipaksa sesuai setelan pengguna peramban Web, maka semua halaman Web akan tampak sama sesuai selera peramban Web. :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.