Kategori
Weblog Review

Izin Meninjau Blog Lain

Diperbarui 19 Juni 2010 oleh Dani Iswara

Jika ingin meninjau atau me-'review' Web/blog milik orang lain, apakah perlu minta izin dulu? Dari sisi etika, mungkin 'ya' jawabannya. Apalagi dari sisi komersil, mungkin bukan izin, tapi semacam perjanjian atau persyaratan tertentu. Selain faktor etika dan komersil, konten tinjauan yang kemungkinan membuka semacam aib atau kekurangan blog bisa jadi pertimbangan tersendiri.

Kita fokuskan tinjauan itu pada unsur aksesibilitas dan kebergunaan Web. Yang mungkin akan sering ditemukan adalah kekurangannya. Jika panjang konten tidak masalah, maka tinjauan layak menyertakan sisi positifnya juga.

Risiko tinjauan tanpa izin

Bagaimana jika kemudian dianggap menjatuhkan atau mencari-cari kelemahan situs yang ditinjau? Atau hanya mengecewakan perusahaan pemilik situs karena telah membayar desainer dan pengembang Web dengan nominal yang tidak sedikit. Bahkan malah dianggap mendiskreditkan orang-orang yang berkarya di balik berdirinya suatu situs. Bukan menjadi promosi yang baik, tapi justru memperburuk pencitraan.

20 tanggapan untuk “Izin Meninjau Blog Lain”

Bli Dani, kalau situs itu hanyalah sebuah blog pribadi, saya akan sangat berterima kasih kalau ada yang me-review blog saya [misalnya]. Baik ataupun buruk hasilnya, ya harus terima. Karena semua adalah masukan untuk berbenah.

budiastawa,
hah ngarep ya…ikhlas banget pingin ditinjau. Coba aja sendiri dengan evaluasi weblog mandiri dulu. :D

Cahya,
yang review Bhinneka itu memang syarat dan ketentuan panitia.

ardianzzz,
si Sandhu baru pakai usability. Belum aksesibilitasnya. :)
Kalau desainer dan pengembang Web menekankan aksesibilitas dan kebergunaan, apa tidak malah membuat mahal proyek? :)

gak pernah berniat tuh buat review blog orang lain, soalnya gak kredibel, kurang ilmu, hahaha… jadi ngapain ngerjain kerjaan yg beresiko dan kurang ilmu, ntar dianggap sotoy dan sok penilai. hehe.

hanifmahaldi,
yang meninjau itu bukan hanya yang dianggap pakar/konsultan, tapi juga pengguna biasa kan? Siapapun target penggunanya. Dalam bahasa awam. Tidak harus meninjau hal teknis seperti beliau-beliau para konsultan itu. Jadi, siapapun mampu meninjau situs lain. :)

Mungkin untuk website semacam smashingmagazine kurang membutuhkan fitur-fitur aksesibilitas :)
Memang proyek akan mahal (setahu saya memang mahal). Saya pernah mendapati sebuah website yang menawakan usability testing (mungkin aksesibilitas juga masuk didalamnya) dengan mematok harga yang cukup mahal.

Nambahin untuk mas Hanif,
Kita membuat blog/web bukan ditujukan untuk para pakar/konsultan. Justru pendapat-pendapat dari user biasa atau bahkan awam bisa menjadi masukan paling berharga untuk pengembangan web berikutnya :)

Kalau begitu, izinkan saya sedikit menijau blog ini berdasarkan pengaya (add ons) colorchecker. Ternyata masih ada 4 buah peringatan tuh bli :D

Punya saya juga belum saya benahi kok. Sama-sama mengingatkan saja.

iskandaria,
silakan saja Mas Is. Mungkin bisa diperjelas. Itu memakai komputer CRT, LCD, laptop, WCAG 1.0, WCAG 2.0, Level AA, atau Level AAA? Peringatan di warna/bagian mana saja? Karena asumsi saya, tiap monitor punya setelan warna tersendiri, apalagi sudah diubah dari setelan dasar. Terima kasih masukannya. :)

Itu untuk halaman ini ya? Saya biasanya memakai halaman uji coba Semantic XHTML Reference (Dani Iswara .com).

Iskandaria,
saya coba tes kontras warna halaman ini di netbook yang sama dengan peramban Web Iceweasel 3.5.8 plus pengaya Colour Contrast Analyser (moda 'All Tests'). Hasilnya, belum ada peringatan.

Cahya,
ya, Namoroka (Firefox generik di Linux Arch), seperti juga paket Firefox generik di Slackware dan Gentoo, sepertinya punya perbedaan interpretasi CSS dan/atau (X)HTML.

Saya dan Bli Dani pernah menawarkan diri untuk melakukan tinjauan blog milik blogger lain, bukan karena pakar atau hebat, tapi hanya melihat dari sisi lain sebagai pengguna.
Awalnya sih tanpa ijin, tapi selanjutnya ada tawaran terbuka dan sampai saat ini masih ada yang tertunda belum ditinjau.
Saya hanya mencoba menilai apa adanya dari sudut pandang saya sebagai user, jika pada akhirnya ada yang tidak berkenan dengan tinjauan yang saya lakukan, saya anggap sebagai sebuah resiko.

Ach…benar bli, sebagai pengguna wajar saja kita menilai sebuah blog; tertulis atau lisan dalam hati ( terlepas dari keinginan untuk menggunakan fitur para peramban yang bisa membantu ) dan kewajiban (?) pemilik blog juga untuk mencoba mengakomodir berbagai user walaupun tidak mampu 100%.

Asop,
tidak selalu harus minta izin. Apalagi jika pernyataan lisensi menyatakan tidak perlu minta izin. Misal saat salin tempel konten. :)

Saya melakukan pengecekan melalui notebook 14 inch, dengan peramban firefox 3.6.3 dan OS Ubuntu 10.04. Hasilnya, ada peringatan pada bagian level AAA (document), baik pada WCAG 1 maupun 2.

Peringatannya ada 4, yaitu pada bagian :
– border kotak komentar (textarea).
– border form isian nama, email, dan URL.
– border kotak pencarian di bawah judul blog.
– border tombol GO dan border tombol submit komentar.

Maaf agak telat membalas. Lagi sibuk berat soalnya :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.