Kategori
Art Vlogging

Belajar Melukis Cat Air (2)

Diperbarui 19 Agustus 2020 oleh Dani Iswara

Lanjut belajar memilih kertas dan teknik cat air atau akuarel. Keduanya berhubungan. Pilih kertas lukis sesuai teknik. Material seni lukis yang berkualitas harganya tidak murah. Bagian pertama ada di Belajar Melukis Cat Air (1) (Dani Iswara).

Memilih kertas cat air

Khusus untuk teknik basah-basahan yang masif atau wet to wet, sebaiknya pilih kertas dengan ketebalan minimal 300 gsm/140 lb. Pilih merek yang umum dipakai. Harga sesuai kualitas.

Untuk level artis yang karyanya akan dijual, diharapkan kualitas lukisan terjaga selama ratusan tahun. Setidaknya sesuai standar di kondisi museum. Selain ketebalan dan ukuran, kertas punya deskripsi atau label tambahan seperti acid free, 100% cotton, dan tekstur (hot-pressed, cold-pressed, natural texture, natural white, halus, kasar). Kualitasnya juga dibedakan antara level akademi/pelajar dan artis. Bentuknya ada yang berupa lembaran atau gulungan besar, lembaran eceran, seperti buku gambar biasa (pads), dan blok yang dilem di tiap sisinya. Kertas biasanya bisa dipakai kedua sisinya. Misal satu sisi model rough (kasar), di baliknya bertekstur halus. Suka-suka penggunanya. Sesuaikan dengan karakter lukisan.

Makin halus (cold-pressed) kertas, makin tidak bertekstur, makin cepat cat air kering. Walau tidak menjamin selalu seperti itu. Beberapa kertas 300 gsm yang bertekstur dan harganya jauh lebih murah malah seperti drakula. Keterlaluan menyedot air, bukan darah!

Kertas dengan serat katun akan lebih tahan lama dan cocok disiksa dengan teknik mumpuni. Kertas yang halus/hot-pressed disukai pengguna yang telaten melukis detail. Cold-pressed jadi pilihan yang paling populer. Tidak terlalu kasar, medium, pas buat pemula juga, bisa untuk segala model/tema lukisan, jadi lumayan praktis. Rough paper punya permukaan kertas yang sangat bertekstur seperti jalanan rusak–tapi lebih teratur lubangnya. Lukisan sederhana di kertas kasar bakal jadi lebih artistik.

Kertas lukis bentuk blok mungkin lebih praktis buat belajar. Tidak repot memberi masking tape di tepinya. Kertas yang tertekuk bisa dihindari. Tetapi mesti menunggu lukisan kering dulu baru bisa memakai lapisan kertas selanjutnya. Kecuali punya beberapa paper blocks. Model pad yang mudah dirobek cocok untuk jurnal lukisan saat bepergian/travelling. Tetapi kadang model ini kualitasnya kebanyakan student grade. Para artis biasanya akan memilih yang lembaran.

Alat dan bahan lukis (kertas, kuas, cat, masking fluid) yang saya pakai.

Teknik cat air

Bagaimana caranya rasa seseorang tertuang dalam suatu media lukis? Banyak cara, teknik, dan kreasinya. Paling umum tentu saja selalu berhubungan dengan air.

Cara melukis sederhana dengan teknik basah.

Melukis di kertas basah

Makin basah teknik yang dipakai, makin bermakna berat kertas. Bukan hanya kertas, alat dan bahan lainnya juga memengaruhi teknik lukis. Pun sebaliknya. Tergantung preferensi pelukis.

Variasi jenis kuas bisa memengaruhi efek dan detail yang bisa dihasilkan. Variasi alat bantu lain seperti spon, tisu, gulungan benang, cotton bud, ranting pohon, potongan kartu plastik, dan ujung belakang kuas juga bisa mendukung teknik lukis. Ada banyak teknik sesuai kreativitas senimannya.

Saat kertas basah, teknik yang disebut washes, dabbing/dropping, glazing/layering, splattering/splashing, scraping, dan spray bisa dipakai. Umumnya disebut wet to wet. Dalam kondisi basah itu, berbagai alat bantu lukis seperti disebutkan di atas bisa digunakan untuk menempatkan warna membentuk objek atau latar. Efek transparansi tipis-tipis dengan washes, tepuk-tepuk/oles kuas dan cat di atas kertas (dabbing), biarkan menetes (dropping), membuat lapisan demi lapisan transparan setelah cat sebelumnya kering (layering), memercikkan cat dengan kuas (splattering/splashing), menggores dengan ujung belakang kuas (scraping), menaburkan garam, hingga menyemprotkan spray berisi cat. Kombinasi beberapa teknik itu juga bisa dilakukan. Misalnya layering latar atau bayangan di air dengan mengoleskan cat agak kental di atas kertas lalu spray dengan air bersih. Miringkan kertas, biarkan membaur dengan sendirinya. Bantu dengan dryer supaya lebih cepat kering.

Bagaimana kalau kertasnya basah dan adanya pewarna akuarel? Cara dry to wet bisa dipakai untuk crayon/pastel, blok, dan pensil warna akuarel. Melukisnya di atas kertas basah dengan pewarna kering akuarel.

Kondisi basahnya pun bisa disesuaikan saat basah sekali sampai ketika mulai agak mengering. Efeknya akan sedikit berbeda terkait penyebaran pigmen cat air. Belum lagi sifat masing-masing pigmen yang mungkin berbeda kemampuan menyebarnya di tiap jenis kertas.

Melukis di kertas kering

Kalau memakai cat air dari tube, kita bisa melukis di kertas kering memakai teknik dabbing, pointing (tutul pakai cotton bud), scraping (gores dengan potongan kartu, ujung belakang kuas), selain dengan kuas seperti biasa. Umumnya disebut dry to dry, kuasnya kering diaplikasikan ke media yang juga kering. Disebut juga teknik plak kalau di dunia cat akrilik dan cat minyak. Cara ini bisa dipakai untuk pensil warna, crayon, dan blok akuarel. Setelah dry to dry, basahi sedikit di area tertentu yang diinginkan. Metode ini sulit untuk cat air model kering seperti cake dan pan.

Teknik lain bisa juga wet to dry, kuasnya basah diaplikasikan ke media kering. Ini masih bisa untuk watercolor pan. Cukup dengan waterbrush, kuas berisi tabung air. Sering dipakai untuk membuat watercolor journalling saat bepergian. Lebih praktis di segala medan.

Teknik lainnya misalnya lifting off. Untuk mengoreksi atau memberi efek tertentu (misal pada awan, pancaran sinar matahari, bayangan) dengan cara mengangkat atau menghapus cat yang sudah diaplikasikan ke media. Lebih mudah dilakukan dengan kuas kering ketika cat masih agak basah. Kalau kertas sudah kering, gunakan kuas lembut dan sedikit air bersih, sapukan ke area yang diinginkan beberapa kali sampai pigmen terangkat. Manfaatkan tisu atau lap bersih kering untuk membersihkan kuas.

Perlu diingat karakter bawaan tiap pigmen warna yang memang mudah staining (mudah meresap ke kertas, relatif sulit diangkat). Cek kembali color chart masing-masing merek. Hasilnya mungkin bukan benar-benar warna dasar kertas, tapi lumayan memberi efek tertentu. Untuk keperluan koreksi kalau perlu bisa coba memakai warna putih opak dari gouache.

Ada seniman yang lebih suka membiarkan warna dasar kertas apa adanya dan menghindari pemakaian cat putih. Salah satu tekniknya memakai masking fluid atau masking tape untuk menutupi objek dan area lukis. Ingat untuk mengaplikasikan cairan masking pakai kuas yang sudah rusak saja. Tidak repot membersihkan kuas. Potongan isolasi kertas juga bisa dipakai untuk penutup kertas, seperti pelindung pinggiran kertas.

Batasnya hanya kreativitas. Happy watercolor painting!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.