Diperbarui 24 Maret 2020 oleh Dani Iswara
Linux terakhir yang terinstal di netbook saya pertengahan 2016 adalah Puppy Linux. Laptop itu sudah jadi barang loakan 2 tahun kemudian. Sekarang di laptop lawas Compaq 510 Intel Core2 Duo RAM 4 GB akan saya pasang salah satu distribusi Linux. Dual boot mendampingi Windows. Untuk dipakai harian anak-anak saya yang masih SD dan SMP.
Mulai acak-acak di Distrowatch.com. Pilih sistem operasi/distribusi Linux yang memakai model pembaruan rilis bergulir atau rolling release. Kenapa? Karena unik. Silakan baca Jika Semua OS Rolling Release (Dani Iswara .com). Menurut pencarian di Distrowatch, 15 besar distro terpopulernya adalah: Manjaro, Debian, Solus, antiX, openSUSE, CentOS, ArcoLinux, Arch Linux, Kali Linux, Archman GNU/Linux, Void, Bluestar Linux, ArchBang Linux, EndeavourOS, dan Gentoo Linux.
Yang dulu pernah saya icip-icip hanya Manjaro, Debian, openSUSE, Arch Linux, Backtrack (nama lawas Kali Linux), dan Gentoo Linux. Manjaro berbasis Arch Linux versi stabil. Debian menurut saya Linux paling “kolot” tetapi paling stabil. Debian juga punya versi rilis bergulir. Debian dan Backtrack sebasis. Gentoo Linux kelamaan compile sendiri…yang kewalahan bukan hanya nunggunya, laptopnya juga kegerahan. Kalau tidak salah, model rilis bergulir di Debian dan Kali, dan openSUSE (versi Tumbleweed) memakai versi yang relatif belum stabil. Debian dan Kali Linux memakai versi Debian Testing. Bahkan Kali kadang mengombinasikannya dengan versi Debian Unstable dan Experimental. Kurang pas untuk laptop yang siap pakai harian. Lagi asyik update demi fitur terkini tiba-tiba malah jadi kernel panic. Pengguna awam bisa panik beneran ini…..
Dari 15 distro tadi, 6 di antaranya yaitu Debian, Solus, openSUSE (versi komunitas dari SUSE), Arch Linux, Void Linux, dan Gentoo Linux bisa disebut sebagai distro induk atau independen. Lainnya yaitu 6 berbasis/turunan Arch Linux, 2 turunan Debian, 1 turunan RedHat. Uniknya ada 2 distro utama yang beraroma BSD, yaitu Void dan Gentoo.
Ternyata dukungan distro Linux untuk mesin 32-bit mulai teralihkan untuk arsitektur 64-bit. Debian paling lengkap dukungannya terhadap bermacam arsitektur komputer. Hampir semua distro di atas kini hanya mendukung 64-bit. Untungnya Void Linux masih punya yang versi 32-bit.
Versi rilis bergulir tetapi “relatif” stabil? 32-bit? Pilihannya dari daftar di atas hanyalah Kali Linux dan Void Linux. Kali Linux akan saya instal di usb flashdisk dan Void Linux di desktop laptop. Bagaimana kesan-kesan dengan Void Linux?
Coba juga telusuri hasil pencarian: mesin ix86 + rolling release di distrowatch.com.