Kategori
Android GNU/Linux

Jika semua OS rolling release

Diperbarui 22 Juni 2016 oleh Dani Iswara

Pembaruan perangkat lunak dan sistem operasi saat ini kebanyakan menganut fix released. Ada satu saat, misal 6 bulan sekali, pemutakhiran dilakukan dalam skala besar dengan ukuran berkas yang besar juga.

Update tanpa install sistem baru

Bayangkan OS (operating system) Windows, MacIntosh, ponsel Android dan iPhone bisa di-update terus tanpa ganti hardware device atau perangkat kerasnya.

Di sistem operasi rolling release atau rolling update, pembaruan berlangsung berkelanjutan. Bisa per aplikasi perangkat lunak atau sistem operasi keseluruhan.

Konsekuensinya, tidak harus ada penomoran versi tiap sistem operasi. Tapi untuk mulai memakai, tentu sangat dianjurkan memasang versi terbaru. Di sini penamaan versi tetap dibutuhkan.

Uniknya rolling release

Pembaruan sedikit-sedikit dan sering untuk menambal celah keamanan, kelemahan atau bugs, menambah fitur dan meningkatkan efisiensi bukannya tanpa risiko.

Pertanyaannya:

a) stabilkah sistem operasi yang memakai model rolling release?

b) apakah cocok digunakan di tiap komputer, laptop, ponsel untuk rutin menunjang pekerjaan harian?

Dari sisi termutakhir, selain rolling update, masih ada model bleedingedge atau versi unstable. Saat ini di Linux, pengembang dan komunitas menyediakan tiap versi dari yang belum stabil, stabil terbaru, stabil jangka panjang, stabil untuk server, hingga yang stabil untuk komputer lawas berspesifikasi rendah.

7 tanggapan untuk “Jika semua OS rolling release”

Saya pakai Leap sekarang, karena mengikuti alur SLES, jadi lebih nyaman untuk lari jarak jauh. Dibandingkan menggunakan turunan Arch, saya merasa nyaman, walau kadang kangen fitur anyar.

Lha, memang ada yang lain Bli? Kalau pakai Arch saya sering kesulitan memasang pengandar untuk perangkat lawas, printer misalnya… :(

Saya pakai Linux kalau di kantor, kalau di rumah masih ada Windows – yang kebetulan menunggu ajal juga setahun atau dua tahun lagi. Sayang dibuang. Yang sering dulu saya pakai kalau ngenet di kafe itu Bli.

Cahya,
Saya baca sepintas, lupa sumbernya..distro lain katanya mempertimbangkan model rolling update, tapi ada juga versi bleeding-edge, stabil dan jangka panjangnya.

openSUSE sekarang juga cuma pecah dua kongsi, tidak seperti dulu ada banyak versi, Leap dengan Tumbleweed. Kalau Ubuntu masih sama, versi standar dan LTS, hanya saja dengan PPA-nya bisa mengarah ke bleeding-edge juga, dan dengan snappy core mungkin bisa dua-duanya.
Fedora masih versi stabil yang bleeding edge, ndak berubah dari dulu, hanya ada rilis berkala juga.

Walau rolling release memang memikat, tapi pangsa pasarnya masih belum bisa menyingkirkan permintaan akan versi stabil jangka panjang.

Lalu, versi rolling release dalam pengalaman saya, bisa jadi bandwidth killer, apalagi kalau selalu mengetik pacman -Syu setiap pagi :D.

debian juga memiliki versi rollig release yaitu debian sid lumayan enak buat saya yang distrohop

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.