Kategori
Web Accessibility

Bagaimana Screen Reader Membaca Konten Web

Diperbarui 25 Juli 2010 oleh Dani Iswara

Tulisan ini disadur bebas dari How Screen Readers Read Content (WebAIM.org) tanpa izin.

Di sini akan dijabarkan tentang apa yang terbaca oleh pembaca layar komputer/screen reader. Daftar ini memang bukan yang terlengkap. Setidaknya membantu pengembang dan penyaji konten Web memahami kerja pembaca layar komputer. Untuk kepentingan diskusi dan memudahkan merujuk, hal berikut saya sajikan berurut.

  1. Jeda terjadi saat membaca tanda titik, titik koma, koma, tanda tanya, dan urutan.
  2. Pembacaan akan terhenti sebentar atau pause di akhir paragraf.
  3. Singkatan bisa dibaca per huruf atau kata. Misal: NASA dibaca sebagai satu kata. URL terdengar sebagai “earl“, bukan “U. R. L.”
  4. Pengguna pembaca layar komputer bisa menyetel alatnya untuk pause, lalu membaca ulang kata dimaksud. Atau bahkan mengejanya satu per satu.
  5. Saat mengeja satu per satu, huruf besar dan kecil bisa terdengar berbeda melalui penekanan/emphasis pada huruf kapital. Jadi, gunakan huruf besar & kecil dengan baik. Termasuk di kolom komentar blog.
  6. Isian kata kunci akan dibaca sebagai “star” atau “asterisk“.
  7. Judul halaman di tag <title> akan terbaca.
  8. Tiap gambar yang memiliki atribut alt akan terbaca diawali kata “graphic“. Jika gambar berupa pranala, akan terdengar kata “graphic link“.
  9. Gambar tanpa atribut alt akan diabaikan. Tapi pengguna bisa menyetelnya agar nama berkas terbaca.
  10. Jika gambar sebagai pranala tapi tidak menyertakan atribut alt, yang terbaca adalah alamat tujuannya. Atribut href akan terdengar, misalnya “h t t p colon slash slash example dot com slash“. Sehingga penulisan pranala langsung/inline terdengar mengganggu. Apalagi jika pranala inline tersebut bisa diklik. Berpeluang terdengar duplikatif. Mendengar “h t t p colon slash slash example dot com slash” 2 kali, sanggup?
  11. Pada versi awal pembaca layar komputer seperti JAWS, tidak ada jeda setelah membaca teks pranala. Di JAWS 6 ada jedanya, sehingga pengguna bisa membedakan teks pranala dengan teks setelahnya. Ketika ada gambar & teks sebagai satu pranala, tidak ada jeda pembacaan.
  12. Judul, subjudul dan urutan selanjutnya terbaca sebagai “heading level 1“, “heading level 2” dan seterusnya.
  13. Jumlah seluruh pranala di suatu halaman Web akan terdengar segera setelah seluruh halaman termuat. Misalnya “Page has five headings and thirty-eight links“.
  14. JAWS akan mengucapkan “same page link” jika pranala tujuan mengarah ke halaman yang sedang terbaca. Ini jadi salah satu alasan mengapa ada yang memakai post-title tanpa clickable link. Ini juga alasan untuk tidak menyajikan pranala yang sama lebih dari 1 kali di halaman yang sedang dibaca/diakses. Seperti pada tulisan tinjauan berbayar.
  15. Saat membaca tabel, banyak kolom dan baris bisa terdengar. Tapi pengguna harus menyetelnya manual.
  16. Jika tabel disusun dengan markah yang tepat, pembacaan judul kolom/baris akan mendahului tiap penelusuran ke sel-sel baru.
  17. Pengguna akan diberitahu jika memasuki formulir isian. Ada pilihan untuk masuk ke moda navigasi formulir.
  18. Versi terkini pembaca layar komputer umumnya bisa berpindah bahasa seperti menghadapi elemen <span lang="en">this is an English sentence</span>.
  19. Kata yang memiliki makna homograf (ejaannya serupa, tapi pengucapan dan maknanya bisa berbeda sesuai konteks). Misalnya kata read (baca) yang mungkin terdengar sebagai “reed” atau “red“. Contoh lain, kata content. Penekanannya bisa berupa con-TENT (“I feel content“—happy) atau CON-tent (“Skip to main content“). Jadi, bukan skip to content, skip navigation, atau yang lain. Lebih dianjurkan kata Skip to main content.
  20. Tidak semua tanda baca diucapkan oleh pembaca layar komputer. Ada yang membacanya, tapi lemah terdengar. Tergantung pula setelan manual pengguna.

Sedikit banyak, ada kemiripan saat mencoba ekstensi Fangs di tulisan Logisnya Konten via Emulator Screen Reader (Dani Iswara .com).

4 tanggapan untuk “Bagaimana Screen Reader Membaca Konten Web”

Pak Aldy,
Asal jangan bilang penggunanya yang tidak sempurna.

Kembali ke kata sakti “until assistive technology/user agents support…“, penyaji konten diharapkan juga menyesuaikan kondisi yang ada. Para vendor alat bantu teknologi juga direkomendasikan mengikuti User Agent Accessibility Guidelines (UAAG) 1.0 (versi saat ini).

Cahya,
Untuk membaca karya sastra seperti puisi, sajak, dan pantun yang tanpa tanda titik, pengguna pembaca layar komputer sepertinya bisa menyetel manual alatnya untuk pause di tiap <br /> (break).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.