Kategori
Parfum

Cara pakai parfum

Diperbarui 20 Juni 2016 oleh Dani Iswara

Lha..parfum beli sendiri. Uang sendiri. Pakenya yaa terserah lah..

Kenapa mesti ada cara atau panduan memakai parfum?
Kadang parfum bukan hanya untuk dinikmati sendiri. Parfum juga bisa dipakai sebagai booster kepercayaan diri ketika ada di lingkungan sosial tertentu. Bahkan menjadi signature scent alias wangi yang khas bagi seseorang.

Kepekaan hidung dan interaksinya dengan kulit tiap orang akan berbeda-beda. Bukan malah menunjang aktivitas, tapi justru bisa menimbulkan polusi bau hingga memicu alergi.

Bagi beberapa orang, parfum yang asli/orisinal dan berkualitas itu mahal. Hanya beberapa mililiter tapi harganya jutaan. Ngga sayang kalau asal semprot?

Area pakai
Umumnya disemprot atau dioles di area titik nadi yang hangat seperti belakang telinga, leher atau pergelangan tangan sisi dalam. Ada juga yang memilih area lipatan siku, lipatan lutut hingga telapak kaki. Parfum beraroma kuat bisa dipakai di area yang agak jauh dari hidung. Sedangkan yang bernuansa ringan diaplikasikan sekitar leher, tengkuk dan dada atau payudara.

Di pakaian? Beberapa parfum ada yang terserap di bahan kain dan bertahan cukup awet. Bahkan setelah dicuci! Tapi apakah tidak menimbulkan bercak nantinya? Pakaian yang masih menyisakan aroma parfum sebelumnya, apa malah tidak menyulitkan saat ingin memakai parfum yang berbeda? Satu syal untuk 1 parfum tertentu? Tiap kaos dengan “sisa” aroma berbeda?

Awet dan tahan lama
Parfum dengan konsentrat pewangi yang lebih tinggi seperti Perfume dan Eau de Parfum (EdP) belum tentu pasti lebih tahan lama dibanding Eau de Toilette (EdT). Parfum bergenre segar, sporty atau “parfum siang” yang katanya tidak tahan lama juga ada yang awet terdeteksi seharian. Wewangian feromon termasuk parfum ngga ya?

Teknik layering
Setelah parfum dipakai, lapis dengan losion, roll-on, cologne atau bedak. Sebaiknya beraroma senada atau dalam merek yang sama. Terkait dengan kulit yang terlalu kering setelah mandi, ada baiknya lembapkan dulu dengan body lotion (bisa yang netral tanpa pewangi), baru pakai parfum. Teknik pelapisan bisa juga dimulai dengan mandi pakai sabun yang beraroma serupa parfumnya.

Splash tapi spray
Kemasannya splash, diciprat, dipercik, tapi ada “perfumista” yang lebih senang menampungnya di botol decant, beri jarak 15-20cm lalu semprot. Jadi, split n spritz ceritanya…

Tanpa menggosok
Lebih alami membiarkan molekul-molekul parfum menguap dengan sendirinya. Tanpa harus menggosoknya. Bagi para penikmat parfum, mungkin akan sukacita menanti perubahan komposisi dan dry down terpaan wangi pembuka di awal (top notes). Berganti ke aroma tengah (middle notes) lalu makin menyatu dengan kulit menjadi keharuman dasar/akhir (base notes).

Seberapa banyak?
Tergantung “kekuatan” parfum dan interaksinya dengan kulit masing-masing. Ada yang 1-2 semprotan atau olesan per area sudah cukup.  Ada yang 4 hingga 6 kali spray baru merasa cukup. Bahkan perlu touch up lagi 2-3 jam kemudian.

Individual
Masih ada faktor lain yang memengaruhi cara pakai dan awetnya wangi parfum. Kontak wewangian dengan kulit bersifat individual. Kulit lembap, kulit banyak berkeringat dan berminyak, berbeda interaksi kimiawinya dengan kulit kering. Beberapa perfume designer juga ada merancang jenis parfum yang aromanya makin memancar justru ketika berkeringat.

Sejalan dengan jam terbang mencoba-coba parfum, kita akan menemukan pilihan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.