Diperbarui 26 Juli 2010 oleh Dani Iswara
menulis mungkin gampang bagi kebanyakan narablog memeriksa dan memeriksanya via proofreading yang sulit entah apa yang ingin dikejar setelah menulis itu sehingga tidak sempat memeriksa hasil tulisannya dan membiarkan salah ketik apa adanya tanpa tanda baca yang enak dibaca didengar dimengerti mengisi kolom komentar pun dibuat seperti itu lalu masih berharap ada manusia yang rela membacanya merekonstruksi dan menerka dimana posisi tanda baca agar tidak salah menanggapi artinya entah di mana huruf besar dan kecil saya masih sering melakukan kesalahan walau sudah dibaca ulang beberapa kali hingga menunda waktu publikasi tulisan blog [titik]
9 tanggapan untuk “proofreading itu sulit”
Hosh… hosh… capek… :P
Yay, terkadang — cukup sering sih — masih melakukan salah ketik di sana-sini… :(
Saya menyadari kesalahan kecil dan mendasar ini masih sangat sering saya alami.
Jujur, melakukan proofreading tidak mudah dan butuh waktu. Mungkin karena terbiasa dengan lingkungan kerja yang serba cepat, sementara selama ini untuk urusan surat-menyurat hanya terima konsep, koreksi. :(
Capek nyari garis finish-nya… :(
Untung cuma satu paragraf aja yang ditulis kayak di atas. Coba saja kalo sampe 5 atau bahkan 10 paragraf. Bisa puyeng kepala saya (baca tulisan tanpa intonasi, jeda, dan dinamika) ^_^
tulisan diatas sama sekali tanpa tanda baca Bli?
Menjadi penulis juga butuh proses, selama proses itu masih berlangsung kan bisa ditolerir…
Sederhana saja. Jika tidak suka membaca model di atas, ya jangan ikut
membebani pembacamelakukannya.Bli Dani,
Boleh meminta pembaca (yang hanya numpang baca) memaklumi kesalahan yang terjadi?
Pak Aldy,
meminta pembaca untuk memaklumi itu juga manusiawi.
Setidaknya ini bukan alay tanpa titik koma, saya akan angkat bendera putih.