Kategori
Weblog Review

Tinjauan Blog Cekerholic.com

Diperbarui 26 Juni 2016 oleh Dani Iswara

Blog kedua yang saya tinjau ini unik. Nama domainnya menggambarkan kesukaan pengelolanya. Menurut pengakuannya, saking terobsesinya dengan ceker/kaki ayam, ia menamakan blognya sesuai dengan nama makanan yang telah banyak singgah di perutnya. Memakai mesin WordPress terbaru dengan doctype HTML5 dan CSS3.

Blog Cekerholic.com dikelola oleh Mas Oglek–nama samarannya. Mengaku sebagai seorang 'geeks'–akrab dengan komputer, penggemar berat klub sepak bola Manchester United dan mengidolakan pembalap motor Casey Stoner. Kini ia mulai ngeblog lagi bersama ceker ayamnya.

Judul blog tidak terlihat.

Gambar 1. Wajah laman blog Cekerholic.com dengan tampilan gambar dinonaktifkan.

Masalah umum WordPress

Karena memakai mesin blog WordPress, hal berikut juga saya jumpai di blog ini:

  • atribut title di beberapa pranala yang duplikasi. Misalnya di menu navigasi, judul 'posting', dan kategori. Menjadikannya kurang informatif.
  • tombol balas/'reply' komentar yang jika diklik akan lompat ke kolom textarea. Padahal kolom isian nama dan alamat surel belum diisi. Alurnya menjadi terasa kurang logis. Entah apakah karena alasan ini, sistem komentar Disquss dan IntenseDebate meletakkan kolom isian nama dan surel di bawah 'textarea'. Baca kembali di Where should comment-reply-button jump? (Dani Iswara .com).

Jika teks di konten terlihat terlalu kecil di peramban Web anda, coba tekan tombol ctrl++ beberapa kali hingga lebih jelas terbaca. Peramban Web Opera memiliki tombol kombinasi yang berbeda. Atau telusuri menu antarmuka grafisnya. Umumnya semua ada di menu View » Zoom.

Akses tanpa gambar

Seperti terlihat pada gambar 1 di atas, bagian 'header' terasa kurang mudah diakses. Tetapi beberapa pranala masih teraba dengan tetikus/'mouse'. Misalnya menu ke akun Twitter, Facebook, Delicious, kontak, Flickr, Digg, dan langganan pasokan/umpanan RSS yang ada di sisi kanan atasnya.

Kontras warna

Beberapa kombinasi warna mungkin terasa kurang optimal kontrasnya. Misalnya untuk teks yang menyerupai warna kemerahan dan teks di latar gelap. Terutama bagi pengguna dengan gangguan kontras warna. Coba cek kontras warna dengan ekstensi Firefox (Dani Iswara .com).

Navigasi tanpa tetikus

Saat diakses dengan papan ketik, lokasi kursor sulit diketahui mendarat di mana. Kecuali melihatnya di status bar. Tetapi jika diakses dengan tetikus, efek hover cukup membantu. Pakai hover, jangan lupa focus (Dani Iswara .com).

Elemen tabindex dipakai di kolom isian komentar. Yakin tag ini berfungsi sebagaimana mestinya? Karena kadang pemakaian tabindex tidak logis (Dani Iswara .com).

Kolom isian nama pengomentar memakai tabindex="1". Berarti jika tombol tab ditekan pertama kali saat membuka suatu halaman Web, kursor pengunjung akan diarahkan ke isian nama. Yakin tiap pengunjung akan meninggalkan komentar?

Struktur dokumen blog

Kebanyakan penulisan kode, navigasi, dan konten memakai bahasa Indonesia, tetapi deklarasi dokumen masih memakai <html lang="en">. Teorinya, dari sisi semantik (dialek), ini pun jadi masalah tersendiri bagi blog dwi bahasa. Setelan pembaca layar komputer memakai patokan elemen lang ini.

Laman atau halaman depan memiliki elemen h1 hingga h3. Tapi ada h2 yang terloncati. Bisa terdengar kurang logis bagi pengguna pembaca layar komputer/'screen reader'.

Beberapa elemen 'subheadings' masih memakai tag strong. Itu maksudnya memang subjudul, bukan penekanan ucapan yang bermakna semantik, kan?

Dengan tipe dokumen HTML5, teorinya, elemen semantik akan mendapat porsi yang lebih baik. Pemakaian elemen div yang divitis (Dani Iswara .Net)–menyerupai table bisa dikurangi. Misalnya di elemen class="comment-meta commentmetadata". Tidak cukupkah dengan elemen <p> saja?

Pranala/tautan permanen atau 'permalink' tiap komentar masih bisa dibuat unik. Komentar yang terkirim pada jam dan menit yang sama masih mungkin terjadi. Keterangan waktu dalam detik bisa ditambahkan untuk membuatnya jadi lebih unik.

Jadi tidak akan terjadi teks 'anchor' yang sama, tapi menuju ke lokasi berbeda. Umumnya, pengguna berharap teks 'anchor' yang sama akan mengarah ke lokasi/halaman Web yang sama persis. Tanpa perlu banyak berpikir dan menduga, apalagi curiga!

Seperti model 'read more' dan 'klik di sini' yang duplikasi. Dalam hal ini, tombol balas/'reply' komentar dimaafkan karena fungsi kebergunaannya/'usability'. Atau kata-kata tersebut memang ditujukan untuk 'call to action'.

Kebergunaan

Penerapan grafis yang menunjang mampu menghindari kesan monoton. Pemakaian blok paragraf memudahkan keterbacaan. Selain struktur subjudul di atas, halaman 404 hanya menampilkan kotak penelusuran/pencarian. Sedangkan fitur penelusuran sudah ditampilkan di sisi kanan atas blog.

Pranala log masuk ke dasbor administrator mungkin memang berguna di sisi admin. Tapi bisa juga dianggap sebagai 'coba bobol saya'. :D

Selamat ulang tahun buat Mas Aris Faria Muhammadun. Semoga tercapai segala yang dicita-citakan.

Catatan: Tidak ada keharusan bagi pengelola blog untuk melakukan perubahan apa pun berdasarkan tinjauan tidak penting ini. Silakan dikonfirmasi dengan acuan desain dan pengembangan Web yang anda percaya. Konsultasikan dengan desainer dan pengembang Web anda.
Terima kasih. Dani Iswara .com.

16 tanggapan untuk “Tinjauan Blog Cekerholic.com”

―Kalau dari subyektif saya, mungkin cenderung kepada typography-nya.
Penggunaan dropcap memang cukup menarik, tetapi sepertinya perlu diperhatikan ukurannya ―entah kenapa kurang proporsionap pada Chrome―.
Untuk ukuran font sepertinya memang terlalu kecil dan spasinya juga kurang diperhatikan. Memang blog tersebut memiliki header yang menarik, tetapi mungkin kurang mengakomodasi reading experience bagi pengunjung.

Sudah memasuki putaran kedua,
[OOT], kenapa harus ditambahkan catatan tidak melakukan perubahan bli ? Versi saya, kalau sudah meminta tinjauan tujuannya memang untuk melakukan perubahan. Kalau cuma mengandalkan kacamata sendiri sepertinya tidak mungkin, yang penting menyelaraskan antara keinginan pribadi dan kemudahan pengguna.
Blog saya yang satunya sedang down. :oops:

Saya suka tampilannya Bli, mengadopsi web 2.0, utk pemilihan warna mungkin bisa mengacu ke web 2.0 color chart ya biar lebih “dapet” :) … btw font color di footer agak nerawang ya…kurang jelas, jika menggunakan monitor jadul tabung seperti yang saya pake ini….. tapi bgitu tetikus di pindahkan ke atas link2 tsb mendingan sih…..

Nambahin dari sisi layout (meski punya sendiri juga masih ancur). Jika menggunakan dua kolom dan memaksakan konten ada disebelah kanan, sepertinya agak membuat kikuk (re:UX) jika terpaksa harus dibuka pada resolusi 800-600. Kecuali jika bisa memaksimalkan penggunaan fluid width. fmwiw

Pak Aldy,
siapa saya? Sebaiknya jangan langsung dipercaya tinjauan tidak penting saya ini. Ngeri kalau langsung percaya begitu saja. :D Silakan disesuaikan dengan target pengguna masing-masing. Aksesibilitas dan usability bukan hal yang saklek. Hak azasi mendapat akses informasi yang lebih utama. :)

Planet Orange/Mas Aan,
ya kita senada ternyata masalah kontras warna. Tapi Web 2.0 bukan sekadar masalah warna kan? :) Bagaimana jika saya mengusung warna-warni web 2.0 tapi menutup kolom komentar?

Pakdhe Harry,
kalau bicara statistik, resolusi umum saat ini mungkin 1024px. Tapi saya setuju dengan pendapat Pakdhe. Karena saya pakai resolusi layar monitor 1024px, tapi non-maximized window. Jadi sisi kanan yang sering mengandung menu penting malah tertutup.

@Bli Dani

Memang betul, web 2.0 bukan hanya sekedar warna tapi komunikasi dua arah…

welew, kl form komen di genocide bukan web 2.0 lagi deh Bli :)

maksud saya aturan warnanya kl pengen ngikuti trend web 2.0 bisa lihat2 web 2.0 color chart Bli…

makasih banget mas udah bersedia mereview blog saya :). Dari tinjauan ini saya jadi mendapatkan gambaran tentang bagian mana saja yang harus saya perbaiki.

Terima kasih juga buat teman-teman lain yang telah memberi masukan lewat kolom diskusi.

Bli Dani,
Pertanyaan yang tidak perlu dijawab, bahkan menurut saya bukan saatnya mempertanyakan hal tersebut :lol:. Saya cuma berpandangan bahwa tidak ada salahnya masukan yang diberikan, setelah ditelaah ulang ternyata benar dan selanjutnya dilakukan perbaikan.
Pertanyaannya, mengapa mengajukan tinjauan kalau tidak punya niat untuk memperbaiki ? (*sembunyi*)

oglek,
saya ngga ada nyuruh memperbaiki lho ya, Mas Aris. Met ultah. :)

Pak Aldy,
keuntungan buat saya: ada topik untuk posting. Untuk yang ditinjau: ya terserah yang punya. :D

saya merasa lagi jalan-jalan di dunia lain, sering denger nama sampeyan dari mas adien tapi jarang main ke sini. jarak pengetahuannya terlalu jauh, ndak mudheng blas saya mas. :) *mlipir*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.