Diperbarui 22 April 2010 oleh Dani Iswara
Apa yang tersurat belum tentu sama dengan yang tersirat.
Jika saya menganjurkan kesempurnaan, belum tentu saya demikian.
Jika saya menganjurkan kebaikan, belum tentu dengan saya.
Jika saya menawarkan kejahatan, mungkin itu kenyataannya.
Saya tidak sebaik yang anda kira.
Saya tidak seburuk yang anda sangka.
Saya tidak seperti yang anda bayangkan.
Jangan percayai saya.
Jangan beri taut ke blog tidak penting ini!
Kecuali memang mengutip.
Agar tidak jatuh korban lagi.
Saya mungkin sedang berpropaganda.
Sudahkah saya berhasil mengecoh anda?
Saya akan memonetisasi blog tidak penting ini di kemudian hari.
Saya akan menyalurkan pranala blog ini ke blog komersil saya.
Saya akan menyalurkan pranala blog ini ke blog aliran hitam pekat saya.
Saya akan menyalurkan pranala blog ini ke blog kontes saya.
Demi keuntungan maksimal buat saya!
Dari mana anda tahu saya jujur?
Dari mana anda tahu saya bohong?
Dari mana anda tahu saya yang sebenarnya?
JANGAN PERCAYAI SAYA!
Itu lebih aman untuk kesehatan anda. :D
8 tanggapan untuk “Jangan Percayai Saya”
:lol: tumben kok jadi melankolis begini ?
Apakah ini yang dinamakan “Munis Narsis” ?
Pak Aldy,
lebih ke satire kayaknya… :) biar pernah aja..
[…] mencontoh atau 'copy paste' diri kita di masa lalu? Untuk itulah saya membuat tulisan Jangan Percayai Saya dan Menulis Weblog Cara Jujur dan Sehat dengan Aksesibilitas […]
Kalau saya memberi tautan ke sini atau ke blog saudara tuanya, semata-mata demi memberi referensi terkait demi memperkuat ulasan saya saja sih. Berhubung masih banyak yang lebih menuhankan SEO. Jadi saya rasa, kaum minoritas seperti halnya blog yang mengusung aksesibilitas dan usability harus lebih diberi ruang dan diberi rujukan.
Bukan semata karena menganggap penting apa yang ditulis di sini atau di saudara tuanya :)
Jadi, masih merasa ‘risih’ juga Bli?
iskandaria,
bayangkan jika rujukan itu ternyata banyak salahnya. Atau malah sengaja mengecoh pengguna.
puitis…tapi sedikit masokis! :)
Mohon maaf atas segala kekeliruan saya selama ini, brad! Saya jadi terbawa suasana. hiks…hiks…
Anis Fahrunisa,
Hahaha :lol:
Maaf apaan..? Sudahlah..lanjut!
[…] kedua, popularitas diri dan nama baik? Saya justru mengatakan,”Jangan percayai saya!” Jelek, ya saya bilang jelek. Maaf, jika ada yang pernah […]