Diperbarui 12 November 2017 oleh Dani Iswara
Keduanya saling menunjang dan melengkapi. Sehingga sering disebut berbarengan. Jika dilihat lebih detail, keduanya memiliki perbedaan. Yang satu bisa memengaruhi yang lain. Menghambat kreativitas desain?
Kebergunaan Web
Istilah untuk ‘Web usability’ ini belum lazim digunakan. Setidaknya masih sedikit ditemukan di mesin telusur Internet. Menurut Konsorsium WWW atau W3C, kebergunaan Web sudah masuk dalam Panduan Aksesibilitas Konten Web atau ‘Web Content Accessibility Guidelines’ (WCAG). Ada pada penekanan tentang konten yang mudah dipahami dan navigasi yang mudah dipakai.
Menurut standar ISO9241, kebergunaan mengacu pada seberapa efisien, efektif, dan akurat suatu produk. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah Web. Saya menyebut Web–dengan huruf ‘W’ besar–untuk pengertian dunia global. Huruf ‘W’ kecil untuk web yang bermakna lokal atau intranet/internet. Serupa seperti Internet dengan huruf ‘I’ besar dan kecil.
Kebergunaan Web berangkat dari sudut pandang kebanyakan pengguna. Semacam konsensus bersama berdasarkan statistik yang ada saat itu. Hal-hal di bawah ini termasuk dalam pengertian ‘usable’:
- nama domain mudah diingat.
- waktu muat yang cepat.
- memiliki ‘favicon’ yang unik.
- judul halaman yang mendahului nama situs, tercetak di sisi atas peramban.
- warna dan komposisi desain grafis yang nyaman di mata.
- pertanyaan “Ini Web tentang apa” mudah ditemukan jawabannya.
- tampilan Web yang konsisten di tiap halamannya.
- menu navigasi memiliki label/nama seperti yang umum digunakan.
- informasi pengelola, alamat kontak, dan daftar isi mudah ditemukan dan digunakan.
- ada kotak penelusuran.
- judul mencerminkan isi.
- tanpa harus berpikir berat lagi, teks bergaris bawah adalah pranala yang bisa diklik.
- jika pranala harus terbuka di jendela yang baru, ada peringatan pada pengguna.
- kata-kata ‘klik di sini’, tombol ‘read more’, ‘reply’, mungkin sudah cukup ‘usable’ untuk ‘click to action’.
- dan sebagainya.
Kesemua hal di atas mungkin sudah cukup mudah dipahami dan digunakan bagi pengguna umumnya atau masyarakat kebanyakan. Tapi, belum tentu untuk pengguna yang lebih luas. Baca juga Web Usability of Unessential Weblog.
Aksesibilitas Web
Istilah ini dikenal lebih mengacu pada teknik desain Web yang menyasar pengguna dengan kelebihan tertentu atau difabel. Kata difabel diambil dari istilah bahasa Inggris ‘difable’, ‘differently-abled people’ atau ‘different ability’. Terdengar lebih sopan dan halus. Teknik ini memiliki standar ‘defacto’, yaitu WCAG 1.0 dan WCAG 2.0 saat ini. Bukan keharusan, tapi lebih pada rekomendasi. Kecuali di beberapa negara yang memiliki legalisasi hukum tentang hak akses.
Dampak Web yang mudah diakses atau aksesibel (istilah belum baku) ini lebih luas. Bukan hanya bermanfaat bagi pengguna yang memiliki keterbatasan tertentu atau penyandang cacat, tapi juga bagi pelbagai perangkat dan alat bantu teknologi:
- peramban Web versi desktop.
- peramban Web layar kecil (telepon seluler, ponsel cerdas, ‘Personal Digital Assistant atau PDA’, iPhone, Blackberry).
- teknologi layar sentuh atau ‘touchscreen’.
- pembaca layar atau ‘screen reader’.
- ‘voice browser’ seperti di iPod.
- ‘printer’ Braille.
- mesin telusur Internet yang buta dan tuli.
- dan sebagainya.
Tidak cukup hanya itu saja. Ternyata unsur-unsur aksesibilitas Web juga membantu pengguna lanjut usia atau lansia untuk lebih mudah berinteraksi dengan situs Web.
Jadi fokus aksesibilitas Web adalah difabel dan metode akses. Meminimalisir penghalang/’barrier’ antara pengguna dengan situs Web. Menjadikannya lebih universal dengan menghargai hak akses dan hak asasi tiap pengguna untuk memperoleh hak akses informasi.
Integrasi
Situs Web yang ‘usable’ belum tentu aksesibel. Begitu juga sebaliknya. Konten Web yang dibuat untuk target pembaca level universitas, belum tentu aksesibel bagi difabel dengan hendaya kognitif. Desain Web yang dirancang sesederhana mungkin, bisa jadi tidak akan memuaskan hasrat visual mata normal.
Sebagian besar konsep aksesibilitas Web akan mendukung kebergunaannya. Karena target pengguna yang dianggap lebih luas dan universal. Lebih indah jika menggabungkan keduanya.
Ringkasan
Aksesibilitas dan kebergunaan Web yang baik menekankan pada fungsi desain. Bukan berarti pemakaian ‘javascript’ selalu membuat halaman menjadi tidak aksesibel. Tapi lebih pada bagaimana menggunakannya dengan tepat.
Aksesibilitas Web mungkin dianggap pengekang kebebasan desain oleh kebanyakan desainer dan pengembang Web. Karena teknisnya yang dianggap relatif susah. Bukankah memang itu tantangannya? Masih ada yang namanya kreativitas kan?
Jika kurang jelas, coba perhatikan situs-situs Web yang khusus mengulas tentang ‘usability’ dan aksesibilitas Web.
28 tanggapan untuk “Beda Web Usability dan Aksesibilitas Web”
Saya jadi teringat dengan artikel tentang penggunaan ukuran font. Mungkin kita kurang memperhatikan bahwa font yang dapat dibaca dengan jelas pada layar 10,2″ belum tentu jelas pada layar 21″ apalagi 40″ hehe
ardianzzz,
seandainya juga pengguna lebih perhatian dengan fitur aksesibilitas di tiap peramban Web canggihnya (misal ctrl + + di fx). Sehingga bisa memecahkan masalahnya sendiri. :)
Saya biasanya berorientasi antar muka, jadi jarang memanfaatkan ctrl + + apalagi kadang tombolnya beda di masing-masing peramban, dan bisa lagi beda di sistem operasi yang berbeda :(
Cahya,
Chrome, Arora, Midori, Fx, Flock, Epiphany, semuanya make ctrl + [+] untuk zoom in. Tebak, peramban mana yang ngga?
Selama ini jujur saya ngeblog hanya fokus dalam bikin content artikelnya aja, serta fokus kedalam teknik SEO-nya, jarang memperhatikan sisi yang seperti ini. Karena terus terang saya lemah di sisi programming web.
Apakah Mas Dani bisa membantu beri advice buat blog saya kira-kira apa yang kurang kalau dilihat dari sisi aksesible pengunjung? Terima kasih sebelumnya. Maaf, jika ini merepotkan, Mas Dani. Kalau merepotkan tidak usah, Mas.
Hmm…, peramban yang ini ya…?
Tapi ctrl + 0 masih bisa digunakan di sini Bli :)
Joko,
bisa dicoba dengan disable image dulu, Pak Joko. Sudahlah, SEO aja dah bagus kok. :)
Cahya,
mungkin shortcut aksesibilitas yang itu dipake untuk fungsi yang lain. Atau memang sengaja dibuat beda. cmiiw
Oh ya, di blog saya tampilan tulisannya di sidebar agak susah dibaca kalau di Linux, apa karena font-nya ya, padahal saya sudah pakai sans-serif di peramban, apa enaknya coba jenis serif yang lain?
Cahya,
maksudnya susah dibaca? Ukuran, warna, jenis huruf? Atau memang Linux-nya..buang aja… :P
Spasi antar huruf tampak mepet sekali, dan huruf-huruf dengan garis vertikal tampak nyaris seperti lidi tak kasat mata di beberapa bagiannya, tapi hanya di bagian recent post saja…
Eh…, dibuang, jangan lah…, mana ada Gecko hijau selucu ini lagi di mana-mana :p
Cahya,
nah itu dah ketemu masalahnya. Tinggal disetel CSS-nya aja kan.
lagi2 kelemehana ke dua blog saya infoaja.com dan yosbeda.com….
lemot… hehehehehe.. ngga pa2 deh klo pake speedy lumayan cepet kok bukanya… *ngeles* :-D
Ini dia ulasan yang saya tunggu dan harapkan dari Bli Dani. Dengan harapan, makin banyak yang mengerti dengan 2 istilah yang sering pak Dani populerkan tersebut :)
Dari parameter/indikator usabilty di atas, sepertinya blog saya sudah banyak memenuhi kriteria untuk disebut usable deh :D
iskandaria,
kalo ngga banyak yang protes, aman lah. :)
Iya, biasanya beda browser beda juga hasil tampilannya ..
ya segitu aja komentarnya
terus untuk alasan yang mana nih ? usable atau accessible ? sampai-sampai remah roti di dot com dibuang ketempat sampah ?
DikMa,
untuk kompatibilitas peramban Web, cocokin sesuai target pengguna aja. Kalo dibikin sama persis, ngga mungkin. :)
Harry,
untuk breadcrumb, menurut saya, ngga perlu Pakdhe. Karena menu dan kategori di blog ini ngga banyak bertingkat kompleks. Jadi, asumsinya, posisi pengguna dianggap cukup jelas. Jika ada kesulitan, silakan protes kembali. :)
Koq galak :p ? Siapa tahu pertanyaanku mewakili yang lain. :)
Ga protes ach, Tenang saja, sampai saat ini aku masih bisa melihat arahnya versi ini koq. Aku dukung Rayimas. trus,.. maaf, linknya akan saya ganti yang com saja.
Biar usable atau accessible ya ? :) :)
Harry,
ikhlas, ngga galak kok Pakdhe. Biar simple aja kok. Pasti ada alasannya untuk tiap desain, kan [ngeles mode on]. :)
Yang dot net masih sering error server-nya.
[…] hal di atas mungkin menandakan bedanya 'usability' atau kebergunaan dengan aksesibilitas Web (Dani Iswara […]
[…] Dari hasil tinjauan kemarin, saya jadi tahu bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam desain blog ini, tentu saja dari sisi aksesibilitas dan usabilitas. Sejujurnya saya memang tidak pernah memikirkan 2 hal tersebut dalam mendesain blog ini. Bahkan saya sendiri sebelumnya tidak tahu apa itu aksesibilitas dan usabilitas . Untuk mengetahui lebih jauh apa itu aksesibilitas dan usabilitas silakan baca penjelasan Mas Dani Iswara ini. […]
ya ya ya…masih perlu banyak belajar dan belajar mengenai yang beginian
[…] aksesibilitas dan kebergunaan Web kadang masih saling tumpang-tindih disebut. Nyatanya, beda 'Web Usability' dengan aksesibilitas Web memang tipis. Sederhananya, aksesibilitas Web tidaklah harus berwujud satu kolom. Atau bahkan […]
[…] atau kebergunaan, sudah termasuk unsur tipografi dan keterbacaan di dalamnya. Baca juga Beda 'Web Usability' dan Aksesibilitas Web (Dani Iswara .com). Menurut saya, kompatibilitas antar peramban Web lebih logis diperjuangkan jika […]
[…] bahasa saya, topik itu tertuang di tulisan Beda Web 'Usability' dan Aksesibilitas Web (Dani Iswara .com). Pengguna dengan kelengkapan fungsi panca indera, alat gerak, dan kemampuan […]
kalo memperhatikan catatan di atas, sepertinya faktor aksesibilitas masih kurang banget dapet perhatian nih
[…] masih bingung dengan kedua terminologi tersebut, bli Dani Iswaramenguraikanya dengan gamblang dalam bahasa […]
apa kelebihan dan kekurangan namoroka?