Diperbarui 31 Juli 2010 oleh Dani Iswara
Saat berlangganan komentar blog via surat elektronik/surel, sering terjadi alur diskusi yang menarik. Tapi, itu tanggapan untuk siapa? Membalas komentar siapa? Me-'reply' yang mana? Tentang apa? Pertanyaan itu sering mengemuka. Sehingga harus membuka halaman dimaksud untuk mengetahui alur diskusi yang ada. Padahal maksud berlangganan komentar via surel adalah untuk mengikuti percakapan yang ada tanpa harus membuka halaman blog yang bersangkutan.
Format umum langganan komentar blog via surel yang saya terima, dengan hak pengguna biasa, bukan administrator, diantaranya saya kumpulkan di bawah ini.
Dari format blog di WordPress.com:
[comment-author] said on [post-title]
[comment-time][comment-body]
See all comments on this post [post-url].
Diadaptasi dari blog Cahya Legawa – Bhyllabus:
Halo [pengguna],
Kami hendak menyampaikan, bahwa tulisan [judul-artikel] memiliki tanggapan terbaru oleh [nama-pengomentar], berikut adalah komentarnya:
[konten-komentar]
Anda dapat melihat dan membalas tanggapan ini atau pun berdiskusi lebih lanjut melalui URI/URL: [pranala-artikel].
Diadaptasi dari blog Ricard Fang – Jurus Grafis:
There is a new comment on the post [post-title].
[post-url]Author: [comment-author]
Comment:
[comment-body]See all comments on this post here:
[comment-url].
Diadaptasi dari blog Kharisma Adi – RISOFTE:
There is a new comment on the post [post-title].
[post-url]Author: [comment-author]
Comment:
@[name],
[comment-body]
Hal yang menurut saya menarik:
- Pemakaian tanda '@' bisa saja rancu dengan akun Twitter. Apakah tidak cukup dengan menyebut nama penulis atau pengomentar sebelumnya?
- Walau tidak harus mencantumkan kuotasi komentar/pertanyaan yang ditanggapi, setidaknya topik yang dikomentari cukup jelas jika pelanggan menerima diskusi via surel.
Jadi, bukan hanya alur diskusi yang tampak logis di kolom komentar blog bersangkutan saja yang diperhatikan. Alur via surel–yang diterima pelanggan komentar– juga perlu disesuaikan.
Adakah cara yang lebih baik dan mudah digunakan? 'Plugin' mana yang sebaiknya dipakai?
7 tanggapan untuk “Alur Diskusi Blog via Surel”
Saya sebenarnya suka sistem yang digunakan oleh pengaya pihak ketiga seperti Intense Debate, Disqus atau pun ECHO, tapi sayangnya masing-masing pihak mewajibkan login ke akun layanan yang bersangkutan untuk bisa memanfaatkan fitur berbalas langsung via surel – mungkin ada pertimbangan di bidang keamanan dan privasi tentunya.
Kalau yang lain setahu saya tidak ada yang menerapkan sistem ini, dulu wp.com sempat menerapkannya, tapi belakangan dihapus kembali.
Ya, karena pengaya pihak ketiga masih ada kelemahan, jadinya mau tidak mau ya menggunakan yang manual dengan masuk kembali ke halaman artikel guna berbalas tanggapan.
Cahya,
jika akses surel via https kan harusnya bisa saja berbalas komentar cukup via surel. Seperti integrasi antar media sosial yang bisa ping dan berbalas cuap sana-sini.
Saya kurang paham :|
Cahya,
jika alasannya terkait masalah keamanan dan privasi, kan bisa memakai akses secure https di surel.
Dok, pemakaian karakter @ (at) yang diikuti nama-pengkomentar itu adalah penulisan manual dari saya pribadi, bukan dari settingan plugin.
Penggunaan karakter @ saya lakukan mengingat sejak dahulu (sebelum ada twitter sekalipun) penggunaan @ diikuti nama menandakan reply kepada nama tsb.
Perbedaan yang mendasari antara balasan saya dengan twitter adalah dari cara penulisan tautannya. Contoh:
untk twitter:
<a href="http://twitter.com/daniiswara">@dani</a>
Untuk tanggapan diskusi:
@<a href="http://rismaka.net/comment-by-dani">dani</a>
Toh sejak belum ada twitter penggunaan @Nama sudah digunakan, bukan? CMIIW
Alasan mengapa saya memberikan tautan pada @Nama (tidak sekedar nama saja) adalah jika seandainya fitur thread comment saya matikan, maka otomatis susunan dari komentar balasan saya tidak akan cocok lagi dengan yang dibalas. Dengan adanya tautan yang saya tulis, pembaca dapat mengetahui balasan saya itu ditujukan ke komentar yang mana. Dengan kata lain accessibility dan usability di sisi pengguna lain, bukan hanya di sisi pengkomentar (yang dibalas komentarnya)
komentar saya dianggap spam atau dimoderasi dok? Jikalau dimoderasi mungkin sebaiknya disetting agar muncul tulisan “your comment is awaiting for moderation bla bla bla”
rismaka,
maaf, masuk moderasi mungkin terkait kode XHTML. Yang info awaiting moderation masih ada di source code warna merah malah. Tadi saya tes, masih muncul. Kenapa tidak muncul waktu Mas Adi kena moderasi tadi ya? :)
Terkait pemakaian @, di blog Mas Adi sih muncul tautannya kepada komentar siapa/kapan. Tapi di surel kan tidak.
Sekalian, jika berkutat di permalink pengomentar, keterangan waktu berupa detik akan lebih spesifik dibanding sekadar menit. Untuk menghindari permalink jam dan menit yang sama tapi mengacu ke lokasi berbeda (aksesibilitas Web).
Pencantuman balasan/tanggapan komentar kepada siapa (dan kapan) memang usable dan aksesibel. Tapi bukankah tanpa harus melihat status bar (mengarah ke akun twitter atau komentar di blog) akan menjadi lebih usable dan aksesibel (seperti yang tampak juga di surel)? :)