Kategori
Unessential Blogging

Pertanyaan untuk Desain Blog Sederhana

Diperbarui 30 Agustus 2010 oleh Dani Iswara

Saat memutuskan menerapkan antarmuka blog menyerupai desain minimalis, beberapa pertanyaan ini mengemuka. Pertimbangan antara kesederhanaan, kebergunaan, dan kemudahan akses. Apakah tiap unsur atau elemen tersebut harus hadir? Bagaimana jika dihilangkan saja? Sebenarnya konsep utamanya seperti apa sih? Menjadi hal yang cukup sulit. Terlebih bagi saya, seorang yang bukan desainer atau pengembang Web.

Laman atau halaman depan

Pertanyaan yang saya pakai biasanya seperti ini: apakah akan menyajikan semuanya di laman? Mungkin akan memudahkan pengunjung untuk mengetahui keseluruhan konten. Memberi alternatif jalan masuk yang lebih beragam sesuai selera pengguna. Tapi berisiko pada ukuran berkas total yang harus diunduh.

Menu navigasi tambahan

Ke mana alur pengunjung berikutnya? Biarkan menelusuri kolom pencarian? Kembali ke laman? Atau biarkan pengguna menikmati kebingungannya dan memelajari lingkungan barunya? Menjadi unik tidak harus mengorbankan kebergunaan dan harapan kebanyakan pengguna, kan?

Hal kecil dan detail yang tidak terpikirkan

Di sinilah letak seninya. Hal remeh-temeh yang mungkin tidak penting bagi kebanyakan orang lain, malah mendapat porsinya tersendiri. Pemakaian huruf kapital di tiap awal kalimat, pemakaian akronim dan singkatan yang jelas, kontras warna bukan hanya pada warna latar dan teks konten, penyampaian yang tidak bermakna ganda, dan ceceran-ceceran kecil lain yang mungkin sering terlupakan.

Sederhana itu tidak selalu mudah.

9 tanggapan untuk “Pertanyaan untuk Desain Blog Sederhana”

Saya kurang paham degan poin pertama :(

Pada poin kedua mungkin yang selama ini kurang saya perhatikan :( Saya tidak pernah memikirkan pageview samasekali. Banyak ahli-ahli SEO yang menyarankan tentang penggunaan navbar dan sidebar yang efisien untuk meningkatkan pageview tetapi sepertinya saya tidak begitu peduli :D

Saya sangat suka dengan poin ketiga :)

Saya sendiri menerapkan minimalisme untuk blog saya :D
Banyak yang menayakan mengapa tidak ada navbar, sidebar dan searchbar dsb di blog saya, hanya ada 1 artikel dan komentarnya pada halaman utama. Sepertinay saya belum membutuhkannya dan mungkin akan saya tambahkan nanti..
mungkin hehe

ardianzzz,
Untuk poin pertama, pernah mendapatkan gambaran tema suatu blog karena hampir semua topiknya/pranalanya tercantum di halaman depan/laman?

Untuk poin kedua, saya pun tidak paham apa itu 'pageviews' :) .
Sebagai pengguna, saya hanya melihatnya sebagai kemudahan mengakses informasi lanjutan. Jadi, bisa saja berupa kategori, tag, tulisan terkait, dan sejenisnya.

Minimalis atau bukan. Sederhana atau rumit. Silakan dikembalikan ke konsep yang punya blog. :)
Poinnya di sini hanya kesederhanaan, kebergunaan, dan kemudahan akses.

Oh, saya paham sekarang :D
Memang tema simpel dan minimalis sedang menjadi trend sekarang :)
Simplicity bertujuan untuk memudahkan akses dan penggunaan, dan estetika tentunya.
Tanpa ada kebergunaan dan kemudahan akses, konsep sederhana dan minimalis akan sia-sia saja.

Masalah navigasi, kenapa tidak mempermudah pengguna saja? Kenapa harus membiarkan merek kesulitan atau kebingungan menemukan arsip lama? hehe. Ini bukan untuk blog ini kok bli, tapi untuk blog yang terlalu minimalis.

Setidaknya, ya harus ada menu arsip (daftar isi) lah. Masalah pageview yang mas Ardian kurang pedulikan, sebenarnya itu bukan semata untuk trafik atau kepentingan alexa, PR, dan sejenisnya. Itu masih sangat erat dengan aksesibilitas. Intinya, beri kemudahan pada pengunjung/pengguna. Itulah mengapa saya menyediakan random dan recent post. Plus related post. Berhubung jumlah posting saya sudah lebih dari 50 soalnya :)

Waktu masih sedikit, saya cuma pasang recent post saja sih.

iskandaria,
mengenai kebutuhan menu navigasi tambahan, kembalikan saja ke pengguna dan konsep pengelola. Bisa saja pengelola hanya ingin penggunanya fokus pada konten atau halaman yang tersaji. Tanpa terganggu dengan elemen yang lain. Jika pengguna membutuhkan lebih, biasanya memang butuh upaya tersendiri. Jika memang niat, pasti ada jalan. :)

Entah statistik mengatakan bagaimana. Menu navigasi tambahan mana yang lebih efektif. Apakah benar 'random post', 'recent post', 'most popular post', dan sejenisnya itu yang dicari pengguna saat ini. Apakah tanpa unsur itu lalu pengguna akan merasa kehilangan?

Soal menu navigasi tambahan mana yang lebih efektif, itu tergantung pada letak/posisinya dan juga kebiasaan pengguna (yang tentunya berbeda-beda). Letak bisa ‘mengarahkan’ pengguna. Termasuk ‘memaksa’ mereka. Bahkan teknik link building di dalam posting pun menurut saya tergolong sama fungsinya dengan navigasi, asalkan anchor-linknya mudah dikenali.

Perkara apakah tanpa unsur navigasi tambahan pengguna akan merasa kehilangan, ya terpulang pada karakteristik penggunanya sih :)

Bisa jadi ia akan sedikit ‘dipaksa’ untuk menelusuri web yang sedang dikunjunginya sampai frustrasi atau akhirnya menemukan apa yang dicari.

iskandaria,
awalnya saya berpikiran seide dengan Mas Is. Saya langsung tembak tentang 'scrolling' saja, terkait posisi. Karena 'scrolling' bukan lagi hal yang dianggap merepotkan saat ini. Apalagi makin banyak model 'layout' blog sederhana yang di luar 'pakem'. :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.