Kategori
Web Accessibility

Bukan Tutorial – Fungsi TEXTAREA

Diperbarui 3 Juli 2010 oleh Dani Iswara

Maaf, saya bukan tutor. Menurut dokumentasi Konsorsium WWW, elemen textarea:

…creates a multi-line text input control. User agents should use the contents of this element as the initial value of the control and should render this text initially.

Setting the readonly attribute allows authors to display unmodifiable text in a TEXTAREA. This differs from using standard marked-up text in a document because the value of TEXTAREA is submitted with the form.

Jadi, fungsinya terkait dengan formulir isian.
Semantiknya, area tersebut bisa diedit atau diisi teks oleh pengguna. Bagaimana dengan aksesibilitasnya? Ekstensi Fangs–emulator pembaca layar komputer/'screen reader' di Firefox–membaca elemen textarea di blog tidak penting ini sebagai berikut (perhatikan kata 'edit' di akhir kuotasi):

…All XHTML markups will be held for moderation. Use semantic markups. Keep on topic, please. Edit

Saat terdengar kata edit lalu tombol enter ditekan, pengguna pembaca layar komputer dapat memasukkan/menyunting konten teks di area tersebut.

Pemakaian yang kurang tepat

Tapi elemen blok teks seperti textarea, pre, code, dan blockquote, kadang dipakai oleh beberapa narablog hanya untuk memperindah tampilan visual. Tidak sesuai dengan fungsi elemen itu sendiri.

Pemakaian textarea yang kurang tepat juga terjadi pada penulisan nilai atribut jumlah baris (rows) dan lebar kolom (cols). Sempat saya tulis di Validome dan Validator XHTML W3C (Dani Iswara .com).

Pun, tiap kolom isian tidak perlu lagi diisi pre-teks/'pre-filled input text'. Kecuali setelan tembolok/'cache' untuk kolom identitas. Mengapa? Di WCAG 1.0 memang dianjurkan memakai 'pre-filled text' untuk tiap kolom isian seperti kotak pencarian/penelusuran, kolom identitas, dan textarea. Di WCAG 2.0, hal ini tidak lagi direkomendasikan. Karena peramban Web dan alat bantu teknologi dianggap sudah mampu mengatasinya.

Dan lagi, fitur 'pre-filled text' tergantung pada fitur 'javascript'. 'Usable', tapi tidak aksesibel. Mungkin juga tidak 'usable' karena pengguna yang mematikan 'javascript' di sisi peramban Web harus menghapus manual 'pre-filled text' sebelum mengisi kolom. Masalah serupa biasanya terjadi pada peramban Web 'mobile' yang memiliki keterbatasan kemampuan membaca 'javascript'.

Jika tema/'theme' bawaan memang menyertakan elemen-elemen dimaksud, silakan konsultasikan dengan pembuatnya.

Saya bukan desainer/pengembang Web. Dan saya tidak menganjurkan untuk mengubah apapun! Hanya menyampaikan sudut pandang aksesibilitas Web. :)

9 tanggapan untuk “Bukan Tutorial – Fungsi TEXTAREA”

Saya juga tidak suka dengan ‘pre-filled text’ pada borang komentar. Bukankah ada tag label yang berfungsi untuk itu, tetapi sayang penggunaan label terkadang mengganggu tampilan. :D
Saya mengatasinya dengan bantuan plugin jQuery Infield label :)

ardianzzz,
eh iya, situ pakai pre-teks itu juga ternyata. Ha ha ha…kalau sudah ke pertimbangan visual dan jquery, ya silakan. Kolom komentar diakses pakai sekelas ponsel bisa ya?

Setelah saya pikir, baru ngeh nih kalau ‘pre-filled text’ itu semacam keterangan pengganti label, tapi diisikan di dalam form input dan textarea. Benar kan? :)

Menurut saya lebih umumnya itu demi alasan keindahan tampilan visual. Atau sekadar demi mengesankan keunikan blognya. Bagi saya tidak perlu sih sebenarnya. Kadang keberadaannya malah agak menggangu. Cukup gunakan label saja :)

iskandaria,
gampangnya, lihat saja kolom isian komentar situs ardianzzz.com. Kebetulan di atas, yang punya situs mengakuinya. He he he…dulu, saya pun memakainya.

Biasanya, tuntutan mengisi ‘pre-filled text’ ini muncul saat dicek dengan tes Section 508 dan Cynthia Says di ekstensi Web Developer Firefox. Keduanya masih berbasis WCAG 1.0.

Sebenarnya itu bukan pre-text, tetapi label :)
tidak bermasalah pada text browser sekalipun :P
hehe

ardianzzz,
eh iya, saya yang salah. Maaf ya Mas. Konten ini sebenarnya dibuat bukan berdasar analisis sebuah situs. Kebetulan saja ada Mas Ardian.

Saya coba komentar di situsnya Mas Ardian dengan mematikan semua ‘javascript’ via ekstensi NoScript Firefox. Label yang disisipkan di dalam kolom isian identitas memang tidak menjadi lebih transparan saat ‘focus’. Tapi input/masukan teks tetap bisa dilakukan walau bertumpuk dengan label yang ada. Dan komentar tetap bisa masuk.

Jadi, contohnya bukan situs Mas Ardian. He he he…situs siapa dong? Mungkin ada situs lain di luar sana.

Ach saya tidak pernah menggunakannya Bli, bukan karena ingin memberi kemudahan pada pengguna tetapi karena saya tidak bisa membuatnya dan bagusnya ketidakbisaan tersebut berguna juga :D

Pak Aldy,
minimal blog yang membuka kolom komentar punya satu textarea. Tapi, di blog lain biasanya textarea dipakai sebagai aksesoris yang bukan pada tempatnya textarea dipakai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.